Aku merampungkan Teori QRK karena mengambil cuti di akhir tahun baru. Untuk tahun ini, tahun baru Hijriah hampir bersamaan waktunya dengan tahun baru Masehi. Ada banyak cara merayakan tahun baru, baik yang merayakan 1 suro hingga kembang api.
Untuk umat muslim menyambut tahun baru dilakukan dengan ritual akhir tahun, ritual di bulan terakhir sebelum tutup tahun (bulan Zulhijah). Dari nama bulan tersebut kita tahu ritual akhir tahun yang dimaksud adalah pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Dengan pemahaman alam semesta menggunakan Teori QRK, aku coba memahami ritual akhir tahun ini.
Yang termasuk ritual umrah adalah;
Mulai dari sudut Hajar Aswad
Berlari kecil dan berjalan mengelilingi batu hitam (hajar aswad)
Melambai dan mencium hajar aswad
Shalat di makam Ibrahim
Meminum air zam-zam, dan
Sa’i dari bukit Safa ke bukit Marwah
Ini adalah peragaan tentang dinamika alam semesta yang terdiri dari dua makhluk. Yang pertama adalah Benda Mati dan yang kedua adalah Makhluk Hidup.
Dinamika Benda Mati berawal dari Biang Bang dan terlontar keluar (diperagakan dengan memulai dari Hajar Aswad atau dari sudut Hajar Aswad). Selanjutnya Benda Mati bergerak pasif sesuai gaya-gaya yang mempengaruhi, terutama gaya tarik dan gaya tolak. Dengan demikian pola dinamika Benda Mati adalah mengelilingi pusat gaya (diperagakan dengan berputar mengelilingi Hajar Aswad/Kabah)
Selanjutnya gaya-gaya akan melemah (diperagakan dengan; setelah berlari kecil lalu berjalan mengelilingi Hajar Aswad/Kabah). Lalu benda mati akan tersedot oleh gaya hisap Blackhole (diperagakan dengan mencium Hajar Aswad). Benda yang jauh nantinya juga akan tersedot Blackhole (diperagakan dengan melambai ke Hajar Aswad)
Dinamika Makhluk Hidup berawal dari penciptaannya yang melibatkan peran dominan dari Air (diperagakan dengan minum Air zam-zam). Selanjutnya Makhluk Hidup akan menjalani kehidupannya dengan pilihan-pilihan, pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusannya (diperagakan dengan reka ulang lari bulak balik antara dua bukit untuk mendapatkan air minum)
Selanjutnya baik Benda Hidup maupun Benda Mati harus tunduk kepada aturan semesta (diperagakan dengan shalat di makam Ibrahim)
Yang termasuk ritual ibadah haji adalah;
Bermalam di Mina
Menuju Arafah setelah subuh, berhenti sejenak menunggu matahari terbit
Menunggu di Namirah sebelum masuk padang Arafah
berwukuf di Arafah mulai tengah hari hingga matahari terbenam
bermalam di Muzdalifah
wukuf di Masyaril Haram
melontar jumrah aqaba
memotong hewan qurban
bercukur
ritual yang sama dengan umrah
melempar jumrah hingga tiga hari
thawaf wada (tawaf perpisahan)
Ini adalah peragaan perjalanan hidup Manusia (Ruh/Jiwa Manusia). Pada awalnya Ruh diciptakan di Alam Ruh yang gelap dan ‘tidak sadar’(diperagakan dengan tidur malam di Mina).
Selanjutnya hidup didalam kandungan (diperagakan dengan bergerak setelah shalat subuh), lahir ke dunia (diperagakan denganmenunggu matahari terbit, baru mulai jalan lagi), dan mengalami masa kanak-kanak sebelum dewasa (diperagakan dengan menunggu di Namirah).
Lalu manusia masuk ke usia dewasa dimana dimulailah perjalanan dalam hidupnya dengan tantangan (permainan) yaitu menyerap ilham “YA” sebanyak mungkin (diperagakan dengan wukuf banyak mengingat dan berdoa kepada Allah di Padang Arafah) selama masa dewasa (diperagakan dengan waktu mulai dari tengah hari hingga matahari terbenam). Setelah itu Manusia mati dan Ruh berada di Alam Kubur yang gelap dan ‘tidak sadar’ (diperagakan dengan tidur di Muzdalifah).
Selanjutnya Manusia dihidupkan kembali di Padang Masyhar dan akan melihat dan dihitung Pahala dan Dosa nya (diperagakan dengan wukuf di Masyaril Haram). Selanjutnya Manusia akan dimasukkan ke Surga atau ke Neraka sesuai dengan amalnya selama hidup di dunia.
Amalan yang dipertimbangkan adalah:
(1) seberapa kuat Manusia menolak ilham “TIDAK” atau setan (diperagakan dengan melontar jumrah Aqaba);
(2) Seberapa kuat dorongan Manusia untuk membelanjakan hartanya untuk kepentingan bersama (diperagakan dengan memotong hewan qurban);
(3) seberapa kuat usaha Manusia untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuhnya (diperagakan dengan bercukur)
(4) seberapa kuat usaha Manusia untuk tetap tunduk patuh pada sunatullah atas alam semesta dan atas fitrahnya (diperagakan dengan tawaf, mencium hajr aswad, minum air zam-zam, sa’i safa-marwah)
Selanjutnya, meskipun ada yang sempat mencicipi Neraka, Manusia akan hidup di Surga dimana tidak ada ilham “TIDAK” di surga dalam waktu yang lama (diperagakan dengan melempar jumrah selama tiga hari)
Setelah kehidupan Surga, akhirnya Manusia harus berpisah dengan kehidupannya, dan kembali kepada Allah (diperagakan dengan tawaf wadha atau tawaf perpisahan)
Yang tidak sempat ikut ibadah haji (peragaan perjalanan hidup manusia) di Mekah, bisa ikut serta melalui perayaan Idul Adha dengan puasa, takbir, shalat ied di lapangan dan berkurban di tempat masing-masing.
.
Kamis, 01 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Bagus sekali artikelnya Pak Roy,
Di tunggu artikel selanjutnya..
-ranty-
Setelah kehidupan surga kita kemana? Katanya surga itu kekal?
Assalamu'alaikum wr.wb.Pak Rajendra Kartawiria. Bagaimana ya konsep perbandingan surga dengan ayat al-Qur'an yang menerangkan bahwa luas surga seluas langit dan bumi (QS.3:133 dan QS.57:21)
Posting Komentar