Kamis, 25 Desember 2008

Jalan Energi dan Gravitasi

Pada tahap selanjutnya, partikel-partikel energi akan memadat dan mempunyai ‘berat jenis’ terhadap daya dorong ledakan Biang Bang, atau Big Bang, atau Galaktik Bang yang berbeda-beda. Perbedaan berat jenis dan ‘pemadatan’ energi menyebabkan timbulnya adanya Permukaan Energi dengan ‘tingkat kekerasan’ yang berbedaan. Setiap permukaanpun tidak selalu datar, tetapi terkadang bergelombang dan berliku. Persis seperti jalan-jalan di gunung dan lembah. Jalan-jalan Energi ini yang mengarahkan pergerakan Granular PEP, Gelembung Big Bang, Galaksi maupun bintang-bintang di Ard maupun di Langit.

51:7. Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,

Ledakan Galaksi yang terjadi selama atau setelah proses pendinginan semesta, akan terpengaruh oleh jalan-jalan ini. Sehingga meskipun pada awalnya Galaktik Bang berpendar kesegala arah berdimensi bundar bola, namun dengan adanya Jalan-jalan Energi, secara perlahan hasil Galaktik Bang akan berubah bentuk menjadi bulat datar/pipih atau seperti cakram.

Kemudian Bintang hasil Ledakan Biang Bang atau Big Bang atau Galaktik Bang akan melontar energi sekaligus mempunyai gravitasi. Bintang yang berdekatan akan bersatu. Bintang-bintang yang tetap bertahan dan beredar adalah yang mempunyai keseimbangan antara terbebas dari pengaruh gravitasi bintang lainnya dan tertarik oleh gravitasi pusat galaksi.

56:75. Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.

Partikel-partikel non bintang akan keluyuran, bertubrukan, menyatu dan saling tarik menarik, membentuk benda-benda mikro seperti quark, atom, unsur, senyawa dan bebatuan; hingga benda-benda makro seperti planet-planet dan benda langit lain. Bila berada disekitar bintang, maka planet-planet ini terjebak dalam keseimbangan gaya tarik bintang dan beredar mengitari bintang. Karena ada Jalan Energi, maka peredaran planet dan benda langit mengelilingi bintang membentuk kelompok datar atau pipih tidak bundar, misalnya tata surya kita.

21:33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Gaya gravitasi planet ini menjelaskan mengapa planet bumi yang berbentuk bulat bisa “dihamparkan” sehingga kita merasakannya seperti datar. Kalau dilihat dari luar angkasa; pada saat orang yang berada di Indonesia berdiri dengan kepala ada diatas, maka orang di Amerika berdiri terbalik dengan kepala di bawah. Tetapi karena ada gravitasi, maka orang yang ada di Indonesia maupun Amerika sama-sama merasa berdiri dengan kaki dibawah dan kepala diatas.

50:7. Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata,

.

Tidak ada komentar: